Wednesday, May 20, 2015

3-In-1 Project: Bertemu (Dia) Kamu, by Desva Herzani

Untuk seseorang yang tidak mungkin kusebutkan namanya...

Kala itu langit berdarah mencipratkan semburat merah jambu di angkasa. Menyongsong parade kepulangan siang dan berpesta menyambut sang malam. Aku yang terdampar sendiri di sini, dengan pesawat kelas ekonomi yang jauh melayang dari ibu kota. Menapaki keramaian Yogyakarta yang mulai dikepung alunan musik dan nyanyian di tepi jalan. Lama rasanya kebisingan bisa terasa menenangkan, juga menyenangkan. 

"Karina..." kemudian suara itu menyapaku dari belakang.

Seolah sedang menepuk punggungku dengan kehangatan. Aku menoleh. Aku hanya bisa tersenyum. Melihat wajah nakal jenaka itu tersenyum lagi. Raut jahil yang kembali dapat kutatap langsung dengan kedua bola mataku.

"Adrian..." 

Tuesday, May 19, 2015

3-In-1 Project: Alunan Senja, by Anitya Wahdini

My gift is my song
And this one’s for  you...

Hari belum usai, namun sudah terasa begitu melelahkan. Kulirik arlojiku. Saat ini pukul 17.30 dan aku masih menyusuri lorong sekolah, dengan rambut ekor kuda acak-acakan, sepatu keds yang talinya tidak diikat dengan benar, dan kaos olah raga yang penuh keringat. Benar-benar bukan penampilan terbaikku.

Klub modern dance yang membuatku seperti ini. Setiap Jumat sore, Kak Joy, pelatih dance kami, memang agak sedikit lebih kejam dari biasanya. Mungkin dipikirnya, esok sudah weekend, sehingga ia seolah mendapat izin untuk memforsir kami hingga tetes keringat terakhir untuk menyelesaikan koreografi ciptaannya.

Dan hari ini, aku benar-benar merasa lebih lelah dari biasanya. Seribu kali lipat! Kak Joy memarahiku berulang-ulang karena aku membuat banyak kesalahan. Ia bahkan menghukumku merapikan studio tari setelah aku melakukan kesalahan fatal, terjatuh saat berada di puncak piramida.